Senin, 17 Oktober 2011

WANITA LEBIH TELATEN, CERMAT, ULET DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN KUALITAS DI PERPUSTAKAAN


Dalam era globalisasi informasi dan teknologi, temyata wawasan, pandangan, dan pikiran-pikiran RA Kartinl masih terus memberi inspirasi kepada kaumnya. Keinginan RA Kartini untuk
semaksimal mungkin mensejajarkan kaum wanita dalam mendapatkan kesempatan yang sarna di segala bidang, nampaknya mulai membuahkan hasil, sehingga keberadaan kaum wanita lebih mendapat pengakuan. Hams kita akui bahwa banyak ibu rumah tangga yang bekerja dan mel1capai karir yang tinggi, karena kegigihan, keuletan, dan kecermatannya di dalam bekerja. Banyak sektor yang sudah dimasukinya dengan mencapai prestasi sebagai pucuk pimpinan. Minat kaum wanita bekerja di perpustiY..aansebagai tenaga profesi cukup banyak, 40% pustakawan UGM adalah kaum wanita, dan bukan sesuatu yang kebetulan kalau kepala perpustakaannya dijabat seorang wanita. Untuk itulah penulis mencoba mengetengahkan kaum wanita dalarn rangka menyarnbut peringatan had Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April 1996.
Tuntutan Profesi
Profesi pustakawan belum menjanjikan kesejahteraan yang memadai seperti profesi lainnya, tetapi minat untuk menjadi pustakawan cukup banyak, terbukti dengan larisnya kursus-kursus perpustakaan, dan maraknyaprogram D3 perpustakaan di perguruan tinggi terkenal di Indonesia seperti Universitas Gadjah Mada, UniversitasIndonesia, UniversitasPadjadjaranBandungdan beberapa Universitasdi wilayahtimur Indonesia,bahkan sudah ada program S2 perpustakaandi UniversitasIndonesia.
*) Pustakawan UGM

Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara 1993 kita diingatkan untuk dapat menguasai iImu pengetahuan dan teknologi yang terus meningkat dengan harapan dapat untuk meningkatkan kesejahteraan, kualitas hidup bangsa, kondisi sosial budaya dan lingkungan hidup. Kalau melihat fungsi perpustakaan sebagai, pusat kegiatan belajar mengajar, membantu sivitas akademika, mengembangkan minat baca, mengkomunikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menambah cakrawala iImu pengetahuan bagi pemakainya nampak bahwa perpustakaan dan pustakawannya sangat berperan, karena perpustakaan yang mempunyai tugas dan fungsi mengelola, melestarikan dan mendayagunakan informasi dalam segala bentuk akan menjadi lembaga yang potensial di dalam mendukung penguasaan dan pemanfaatan iImu pengetahuan dan teknologi secara tepat dan cermat. Hal ini akan berhasil apabila perpustakaan ditangani oleh pustakawan yang profesional, maka tugas-tugas pustakawan akan berkembang sesuai dengan perkembangan pemanfaatan pustaka, yang semula di kalangan terbatas menjadi kebutuhan segenap lapisan masyarakat. Perkembangan ini semestinya memberikan ciri yang berbeda pada pustakawannya, tetapi kenyataannya keberadaan pustakawan sebagai profesi masih kalah jauh dibandingkan dengan profesi lainnya.
Pada era globalisasi informasi, peranan IPTEK (llmu Pengetahuan dan Teknologi) semakin besar danhal ini akan semakin nyata apabila pustakawan sebagai pengelola dan pelayan jasa bahan pustaka mempunyai kualitas yang memadai, karena misi perpustakaan yang sangat strategis di dalam mencapai sasaran pembangunan adalah memotivasi masyarakat untuk datang dan memanfaatkan jasa pustaka. Tuntutan untuk menguasai IPTEK akan semakin terus ditingkatkan dalam PJPT II ini dan diharapkan peranan perpustakaan di Perguruan Tinggi yang seperti jantung pada tubuh manusia, tetap terpelihara denyutnya. . Penyesuaian kemampuan pustakawan dan misi perpustakaan yang bersangkutan akan semakin terasa apabila dilihat dad perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan mengarah pada spesialisasi bidang ilmu yang' semakin sempit, tetapi mendalam, hal ini menjadikan ketergantungan bidang ilmu satu dengan lainnya. Keadaan ini menyebabkan pula keharusan pustakawan untuk mengetahui satu bidang iImu dan teknologi ~ehingga benar-benar dapat memberikan layanan kepada pemakai secara maksimal. Seorang pustakawan yang menguasai bidang ilmu sosial dan  politik akan lebih mudah dalam menemukan acuan yang diperlukan oleh mahasiswa Fisipol, begitu pula dengan bidang ilmu lainnya. Agar keinginan kedua belah pihak tercapai maka perlu adanya peningkatan kualitas pustakawan dengan mengikuti seminar-seminar, penataran bahkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, seperti S1, 52 dan bahkan Doktor demi Iercapainya peningkatan kualitas pe!ayanan. Tentu saja banyak kendala yang .terjadi di dalam usaha untuk meningkatkan kualitas ini, seperti terbatasnya dana, kemampuan berbahasa asing yang kurang sehingga sangat sulit mengharapkan pustakawan untuk belajar ke Luar Negeri, sikap pustakawan yang acuh tak acuh, kurangnya perhatian dari pucuk pimpinan untuk meningkatkau kualitas sumber daya manusianya karena masih adanya anggapan sebagai pekerja kelas dua dan masih banyak lagi kendala lainnya.
Peran Pustakawan Wanita
Peningkatan kualitas pelayanan akan semakin berhasil jika banyak kaum wanita yang berkecimpung di dalamnya, karena nampaknya wanita yang mempunyai fisik lebih lemah dad pria, akan tetapi lebih cermat, telaten, sabar dan berp~nampilan menarik dalam melakukan pelayanan bahan pustaka. Kalau kita amati sebagian besar perpustakaan yang ada menempatkan kaum wanita di bagian pelayanan bahan pustaka, hal ini akan berdampak sangat positif jika kaum wanita benar-benar menjalankan fungsinya sebagai pelayan yang baik dengan segala kelebihan yang dimiliki kaumnya. Keiebihan berpenampilan yang sudah dimiliki akan semakin lebih baik jika pustakawan wanita lebih berusaha untuk mengembangkan dirinya, dan akan mempunyai kualitas jika mempunyai kebiasan disiplin, rajin, rapi, bersih dan tepat janji serta berpengetahuan luas dalam hal perpustakaan maupun ilmu pengetahuan lainnya dan juga mempunyai sikap wajar, sopan, ramah, tanggap, ulet dan telaten. Oleh karena itu wajarlah apabila dalam usaha mencetak pustakawan yang berkualitas perlu dipacu dengan sekuat tenaga melalui jalur pendidikan dan pelatihan. Cara ini diharapkan dalam tempo relatif singkat dapat mencetak pustakawan yang berkualitas tanggap tnimpil cerdas dan ulet seperti yang diharapkan.
Meningkatkan kualitas pustakawan selain dari kursus, pelatihan dan penataran sebenarnya dapat pu1a di1akukan melalui hal-hal yang sederhana seperti membina did sendiri dengan cara banyak membaca dan menulis karena dua hal ini akan banyak membantu dalam menambah cakrawala pengetahua!l. Sebaiknya kita mulai memperhatikan sikap atau perilaku orang-orang yang dianggap menarik, berwibawa karena akan dapat membantu penampilan kita dalam menjalankan peiayanan bahan pustaka. Kalau ada waktu senggang alangkah baiknya jika kita dapat mempelajari hal-hal yang lebih sulit, misalnya mempelajan teori atau memperdalam ilmu perpustakaan. Perkembangan dan kemajuan seeorang tidak akan pernah lepas dari orang yang bersangkutan, oleh sebab itu seorang pustakawan selalu ditllntut untuk selalu mengembangkan dirinya mengikuti kemajuan jaman, seperti alih teknologi, komputerisasi dalam banyak bidang dan penerapan teknologi baru yang akan membawa pustakawan kearah kesejahteraan yang lebih baik. Perkembangan yang terjadi secara terus menerus akar! memberikal1 Iulai-mlai baru bagi pustakawan yang mau mengcmbangkan dirinya, demikian pula perkembangan kemampuan kaum wanita semakin lama semakin nyata dan Nampak hasilnya, karena banyaknya kaum wanita yang sudah dapat menyamai kemampuankaum pria. Di Indonesia sudah banyak ilmuwan, pimpinan perusahaan, menteri, jendral yang dijabat kaum wanita, bahkan ada calon astronaut wanita.
Kebcrhasilan RA Kartini, Dewi Sartika dan pejuang wanita lainnya dalam memperjuangkan kaumnya ditandai pula dengan adanya peringatan hari ibu dimana keberadaan kaum wanita semakin diperhitungkan. Keberhasilan peningkatan kualitas pelayanan dapat berdampak negatif bagi pustakawan yang bersangkutan, apabila dirinya merasa terbebani oleh pekerjaan yang terus menerus, seperti kurang istirahat karena banyaknya pemakai akibat baiknya pelayanan yang diberikan, kerja melebihi jam kantor karena masih ada yang perlu dilayani, namun alangkah bangganya apabila semakin hari layanan yang diberikan semakin meningkat. Pada akhimya berkat kemauan dan kerja keras yang tidak mengenal lelah dari para pustakawan wanita, banyak pucuk pimpinan perpustakaan yang dijabat oleh kaum wanita, salah satu contohnya adalah pucuk pimpinan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang dijabat oleh seorang Ibu hingga sekarang dan akhirnya semoga layanan bahan pustaka semakin baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar